-->

Friday, September 17, 2010

Bagaimana Dunia Bisnis Islami?

Bisnis Islami Berkah Melimpah

Saya akan memulai mengisi blog ini dengan posting persoalan ekonomi dari perspektif Islam. Insya Allah, saya akan menyajikan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh bangsa ini di tengah kemelut ekonomi yang begitu menjerat kehidupan manusia. Saya menyadari bahwa tulisan-tulisan di blogku ini tidak menjamin anda menjadi orang kaya. Tetapi, paling tidak, saya hanya menunjukkan bagaimana cara yang menurut aqidah Islam dapat mengantarkan kepada anda untuk menemukan rahasia perolehan kekayaan yang dapat bermanfaat (barokah) bagi kemaslahatan umat. Amin.

Setelah lama tidak melakukan posting untuk blogku ini, saya beroleh bantuan dari Allah SWT untuk segera menuangkan banyak hal berkaitan dengan dunia bisnis yang disesuaikan dengan ajaran Islam. Anda, insya Allah, akan saya ajak untuk mengenal bagaimana dunia bisnis Islami.

Sejalan dengan menguatnya keinginan manusia untuk memenuhi kehidupan dunia dengan persaingan dalam bidang perekonomian, maka sudah saatnya ada petunjuk-petunjuk yang harus dapat dijadikan sandaran. Tujuannya adalah untuk memberikan arah agar tidak menyimpang dari ajaran Islam. Sudah bukan menjadi alasan, hanya karena persaingan global, kaum Muslim yang pebisnis meninggalkan aturan-aturan yang sudah diberlakukan sejak masa Nabi Muhammad Saaw.

Anda, saya yakin, pasti tahu bagaimana Rasulullah Saaw dikenal dengan sebutan al-amin (yang dipercaya). Julukan ini memang pantas buat beliau karena akhlaknya dalam menjalankan usaha dari istrinya sendiri, Siti Khadijah al-Kubra. Sesungguhnya sejarah Islam memberikan pelajaran buat kaum beriman untuk menjadi pelajaran yang harus diikuti. Semua maklum, bahwa dalam dunia bisnis, peran yang sangat penting yang harus diperkuat adalah kejujuran. Tanpa kejujuran, maka bisnis pasti hancur.

Sebenarnya bisnis adalah sebuah usaha manusia untuk saling memberi kepercayaan antara pembeli dan penjual. Bukankah Islam melarang bila transaksi jual beli tanpa didahului dengan ijab dari pembeli dan qabul dari penjual. Ada pernyataan yang harus diungkapkan secara terbuka di antara kedua belah pihak. Keduanya memang saling membutuhkan. Pembeli ingin memperoleh barang, sementara penjual ingin mendapatkan keuntungan dari barang yang dijualnya. Dari sini saja kita dapat menarik kesimpulan bahwa jual beli memang dibutuhkan keterbukaan. Dengan kata lain, tidak ada yang saling menutup atau adanya kejujuran.

Oleh karena itu, hal yang pertama harus dibangun ketika anda hendak mengadakan bisnis adalah kejujuran. Selanjutnya, berkah akan dengan sendirinya mengalir tanpa turut campur tangan manusia. Berkah adalah pemberian penghargaan dari Allah atas keutamaan yang dilakukan oleh manusia dalam menjalani kehidupan (bisnis, pen.). Bisnis anda menjadi berkah bila dilakukan secara jujur. Sebaliknya, bisnis anda, perlahan tapi pasti, akan hancur apabila tidak jujur.

Selama manusia menyadari pentingnya nilai kejujuran untuk melandasi bisnis yang dilakukannya, maka sepanjang itu pula dia berada di jalur yang sesuai dengan nilai-nilai keislaman. Pengetahuan anda dalam bidang bisnis merupakan hal lain yang juga harus diperhatikan. Manajemen atau cara mengelola bisnis tidak dapat diabaikan. Sebuah usaha dalam bidang apapun jika tidak dikelola dengan manajemen yang baik, terlebih dilandasi dengan menempatkan nilai-nilai keislaman, maka hanya menunggu kebangkrutan. Jadi, kejujuran dan manajemen merupakan dua aspek penting yang harus dibangun dalam menjalani bisnis.

Saya, insya Allah, akan menguraikan lebih jauh kedua aspek ini dalam tulisan selanjutnya. Bagi yang berminat bisnis secara Islami, Pengusaha Muslim telah menjelaskan cara memulai usaha sendiri (versi Pengusaha Muslim).
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post


EmoticonEmoticon

Post a Comment

NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner