"Business is business man!" Kalimat semacam ini terlontar dari banyak kalangan pebisnis, konvensional maupun online. Seolah bisnis itu tiada berdiri di atas berbagai aturan yang dapat mengikatnya. Adakah bisnis harus menghalalkan segala cara? Tentunya pasti tidak, melainkan ada banyak cara yang dapat menyelamatkan bisnis dari kehancurannya.
Bisnis harus dibangun di atas kesadaran. Sadar akan nilai-nilai yang mengikat keabsahan dunia bisnis yang dioperasionalkan. Mengeluarkan sejumlah modal, keahlian, produk yang akan dipasarkan dan calon pembeli yang menjadi sasaran dalam berbisnis, tidak dapat diabaikan begitu saja. Jika berbisnis harus memiliki sejumlah modal, tentu saja. Akan tetapi, berbisnis tanpa didasari dengan keahlian, maka akan dapat menghancurkan bisnis itu sendiri. Begitu pun jika produk-produk, informasi maupun barang/jasa, tidak memenuhi kualitas yang diminati pasar, pastinya sangat berpengaruh terhadap kredibilitas pemilik produk tersebut.
Demikian juga para calon pembeli. Mereka adalah "pemberi nafas" kelangsungan hidup bisnis. Sasaran akhir yang akan menjadi penentu kehidupan dunia bisnis adalah mereka. Atas dasar itu, maka para produsen harus mampu menjajagi dunia pasar yang sangat strategis dengan tujuan dari bisnis yang dikelolanya. Dari sinilah seharusnya para pebisnis mulai menyadari betapa bisnis itu membutuhkan manjemen yang handal. Tidak apa adanya saja.
Ok, semua itu adalah hal-hal yang menyangkut dengan dunia bisnis. Lalu, bagaimana agar berbisnis, khususnya di dunia maya (online), para pebisnis online dapat membangun kesadaran akan "siapa dirinya?" Jauh sebelum mengetahui orang lain, maka pebisnis harus sudah mengenali "siapa dirinya?" Hal ini menjadi penting agar apa yang dapat dilakukan dalam berbisnis online dapat memenuhi manajemen bisnis online.
Kesadaran diri dengan manajemen bisnis online sangat terkait. Jika berbisnis online tidak didasarkan pada kesadaran diri untuk menjadi orang baik, maka penguasaan terhadap manajemen bisnis online hanya bersifat sementara saja, yakni sepanjang dibutuhkan untuk meraih keuntungan (materi finansial) semata, tidak untuk selamanya (istiqamah). Berbisnis online harus dapat mengajak pada kearifan. Jangan berbisnis online yang bersifat sementara waktu dibutuhkan saja. Hasilnya menjadi sia-sia.
Orang yang sadar diri takkan berbisnis asli tapi palsu (aspal). Adakah dunia bisnis tidak mengenal akan kesalahan dan dosa? Tentu saja bagi orang-orang beriman sudah sangat mengenal. Akal cerdas pasti mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk (jelek). Akan tetapi, yang harus diperhatikan adalah, pelanggaran dan dosa akan sangat mudah terjadi dalam berbisnis, sekali pun sudah mengenal baik dan buruk, jika tidak berdasarkan pada kesadaran diri untuk berbuat baik. Meraih sukses via bisnis online harus mengantarkan pada ketakwaan, bukan kejahatan..
Adakah setiap diri mampu berbuat jika tiada pertolongan Allah? Inilah yang harus tidak boleh dilupakan oleh para pebisnis online yang mukmin. Tentu saja, hal ini menjadi sangat penting. Bisnis bukanlah tujuan dari hidup dan kehidupan orang-orang beriman, melainkan hanya untuk mengoptimalisasikan diri untuk berbuat hidup sejalan dengan kehendak Allah Yang Maha Pencipta."""
EmoticonEmoticon